Pengertian Kecemasan Akademik
Halgin dan Whitbourne (2010) mengemukakan bahwa kecemasan ditandai dengan kondisi individu yang merasakan kekhawatiran, ketakutan, ketidaknyamanan yang berlangsung secara terus-menerus terhadap kemungkinan buruk yang akan terjadi. Individu akan mengalami rasa khawatir yang tidak nyata, sehingga membuat suatu kondisi yang tidak berbahaya dianggap berbahaya.
Durand dan Barlow (2006) menjelaskan bahwa kecemasan merupakan sebuah keadaan ketika individu merasa khawatir akan datangnya bahaya di masa yang akan datang, sehingga menimbulkan ketegangan pada diri individu. Kecemasan yang dialami individu akan melibatkan perasaan dan respon fisiologis.
Greene, Rathus, dan Nevid (2005) mengemukakan bahwa kecemasan merupakan perasaan individu yang merasakan kekhawatiran terhadap sesuatu peristiwa yang akan terjadi. Wiramihardja (2015) mengemukakan bahwa kecemasan merupakan situasi yang dialami individu dengan merasakan ketakutan atau kehilangan rasa percaya diri yang tidak memiliki kejelasan tentang asal usul penyebabnya.
Banga (2014) menjelaskan bahwa kecemasan akademik merupakan kondisi individu yang selalu berpikir tentang semua tanggung jawab menjadi akademisi. Individu dihantui oleh kekhawatiran terhadap teguran para pendidik, tuntutan orangtua, maupun tuntutan lingkungan. Kecemasan akademik dapat mengakibatkan adanya penurunan perhatian, konsentrasi dan memori yang berdampak negatif pada kinerja individu di bidang akademik.
Bihari (2014) mengemukakan bahwa kecemasan akademik merupakan bagian kecemasan yang berhubungan dengan adanya bahaya atau ketakutan yang datang dari lingkungan akademik, seperti guru atau mata pelajaran. Mahajan (2015) mengemukakan bahwa kecemasan akademik merupakan jenis kecemasan yang berkaitan dengan ketakutan terhadap bahaya yang akan terjadi dalam institusi pendidikan, baik terhadap guru, mata pelajaran tertentu, kegiatan kurikuler, dan lain-lain.
Ati, Kurniawati, dan Nurwanti (2015) menjelaskan bahwa kecemasan akademik merupakan tekanan-tekanan yang datang akibat adanya perubahan peran dan lingkungan dalam bidang akademik.
Sanitiara, Nazriati, dan Firdaus (2014) mengemukakan bahwa kecemasan akademik merupakan terganggunya pola pemikiran akibat adanya ketegangan dan ketakutan sehingga mengganggu proses penyelesaian dan aktifitas dalam lingkungan akademik.
Tina dan Annayat (2014) mengemukakan bahwa kecemasan akademik adalah perasaan tertekan, takut, atau stres sebagai akibat dari tekanan sekolah. Kecemasan akademik sering dialami ketika individu berusaha melakukan yang terbaik dan taruhannya sangat tinggi di depan orang lain.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa kecemasan akademik adalah situasi yang dialami individu dengan adanya perasaan terancam akibat kekhawatiran yang berlebihan sehingga memengaruhi performa di dalam lingkungan akademik.
Daftar Pustaka
Halgin, R. P., & Whitbourne, S. K. (2010). Psikologi abnormal: Perspektif Klinis pada Gangguan Psikologis. Terjemahan oleh Aliya Tasya’ni, Lala Septiani Sembiring, Petty Gina Gayatri, & Putri Nurdina Sofyan. Jakarta: Salemba Humanika.
Durand, V. M., & Barlow, D. H. (2006). Intisari psikologi abnormal (edisi ke-4.). Terjemahan oleh Helly Prajitno Soetjipto & Sri Mulyantini Soetjipto. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Greene, B., Rathus, S. A., & Nevid, J. S. (2005). Psikologi abnormal. Terjemahan oleh Tim Fakultas Psikologi Universitas Indonesia. Jakarta: Erlangga.
Banga, C. L. (2014). Academic anxiety among high school students in relation to gender and type of family. Research of Humanities & Social Science, 5(1), 1-7.
Bihari, S. (2014). Academic anxiety among secondary school students with reference to gender, habitat and types of school. International Journal of Education and Psychological Research (IJEPR), 3(4), 30-33.
Ati, E. S., Kurniawati, Y., & Nurwanti, R. (2015). Peran impostor syndrome dalam menjelaskan kecemasan akademis pada mahasiswa baru. Jurnal Mediapsi, 1(1), 1-9.
Tina., & Annayat, R. (2014). Academic anxiety of adolescents in relation to their vocational and educational interest. International Journal of Educational Research and Technology, 5(3), 1-12.
Get notifications from this blog