Group Cohesion (Kohesivitas Kelompok) - Didiet X-Fuera

Group Cohesion (Kohesivitas Kelompok)


GROUP COHESION (Kohesi Kelompok)
Group cohesion atau kohesi kelompok dapat diartikan sebagai kekuatan bagaimana anggota dalam kelompok saling berusaha dan mendorong agar anggota kelompoknya tetap tinggal di dalam kelompoknya dan mencegahnya keluar dari kelompok dengan cara membentuk sebuah ikatan yang solid, ikatan emosional yang akrab.
A.   Definisi Kohesi Kelompok Menurut Para Ahli
   Kohesi kelompok atau group cohesion menurut Collins dan Raven (Jalaludin, 2005:164) mendefinisikan kohesi kelompok sebagai kekuatan yang mendorong anggota kelompok untuk tetap tinggal dalam kelompok, mencegahnya meninggalkan kelompok.
      Menurut Walgito (2007:46), kohesi kelompok adalah bagaimana para anggota kelompok saling mencintai dan menyukai satu dengan yang lainnya.
     Hampir senada dengan pengertian sebelumnya, Taylor dkk (2009:381) mengemukakan bahwa kohesi kelompok adalah daya, baik positif atau negatif, yang menyebabkan anggota tetap bertahan dalam kelompok.
      Sedangkan kohesivitas menurut Festinger (dalam Robert A. Baron & Donny Byrne, 2005:179) adalah semua kekuatan (faktor-faktor) yang menyebabkan anggota bertahan dalam kelompok dan keinginan untuk menjaga atau meningkatkan status dengan menjadi anggota dari kelompok yang “tepat”/
B.   Faktor yang Memengaruhi Kohesivitas Kelompok
       Kohesivitas sebuah kelompok sangat menentukan solid tidaknya sebuah kelompok. Banyak yang memengaruhi kohesivitas sebuah kelompok, salah satunya adalah keterikatan antar anggota sehingga apabila kohesivitas sebuah kelompok makin besar, maka anggota kelompok akan lebih patuh atau tunduk terhadap norma kelompok yang telah dibentuk. Sebaliknya, jika semakin kecil tingkat kohesivitas sebuah kelompok, maka semakin tidak adanya keterikatan dalam kelompok. Sehingga dapat dipastikan kelompok tersebut akan terpecah, bahkan dapat muncul kelompok dalam kelompok.
       Berikut ini adalah faktor yang memengaruhi kohesivitas sebuah kelompok menurut beberapa ahli.
      Menurut Festinger, Schacter, dan Back (dalam Sarlito dan Eko, 2009:178-179) menjelaskan bahwa kohesivitas dipengaruhi oleh kemenarikan kelompok dan anggotanya serta sejauh mana kebutuhan atau tujuan individu.
       Baron dan Byrne (2005:180) kemudian menjelaskan bahwa yang memengaruhi kohesivitas kelompok antara lain:
a.   Status dalam kelompok, (Cota dkk, 1995), kohesivitas sering kali lebih tinggi pada diri anggota dengan status dari pada yang rendah.
b.   Jika usaha yang dibutuhkan untuk masuk ke dalam kelompok makin besar, maka semakin tinggi pula kohesivitas.
c.       Keberadaan ancaman eksternal atau komitmen anggota pada kelompok
d.      Ukuran, kelompok kecil cenderung lebih kohesif daripada yang besar.
Sedangkan menurut Cartwright dan Zander (dalam Sugiyarta, 2009:40) menyebutkan bahwa faktor kohesi kelompok dipengaruhi oleh:
a.       Potensi kelompok yang memberi pengaruh terhadap individu.
b.      Motif yang mendasari kenaggotaan dalam kelompok.
c.       Harapan terhadap kelompok.
d.      Penilaian individu terhadap hasil yang diperoleh.
Dari beberapa pendapat mengenai faktor yang memengaruhi kohesivitas, maka dapat disimpulkan bahwa kohesivitas kelompok dipengaruhi oleh:
a.  Tujuan sebuah kelompok. Menurut saya, seseorang akan cenderung kohesif terhadap kelompoknya jika tujuan kelompok dan individu sama. Karena individu tersebut tidak dapat mencapai tujuannya seorang diri, maka individu tersebut masuk ke dalam kelompok yang memiliki tujuan yang sama dengan dirinya.
b.    Ukuran sebuah kelompok. Kelompok minimal memiliki dua orang anggota, maksimal delapan orang, dan kelompok yang ideal memiliki anggota sebanyak lima orang. Semakin banyak anggota dalam suatu kelompok, maka kohesivitas kelompok tersebut relatif rendah. Begitupun sebaliknya.
c.      Komitmen anggota terhadap kelompoknya. Jika anggota kelompok memiliki komitmen tinggi terhadap kelompoknya, maka loyalitasnya terhadap kelompok tidak akan goyah meskipun kelompok memiliki masalah, baik internal maupun eksternal.
C.   Ciri-ciri Kohesivitas Kelompok
       Berikut adalah beberapa ciri-ciri kohesivitas kelompok menurut para ahli.
       Faturochman (2006:95) mengatakan bahwa sebuah kelompok dapat dikatakan kohesif jika:
·         Setiap anggotanya memiliki komitmen tinggi kepada kelompoknya.
·         Terjadi interaksi di dalam kelompok dalam bentuk kerja sama, bukan persaingan.
·       Kelompok mempunyai tujuan-tujuan yang terkait satu dengan yang lainnya dan sesuai dengan perkembangan waktu, tujuan yang dirumuskan meningkat.
·    Ada keterikatan antar anggota sehingga relasi yang terbentuk dapat memperkuat hubungan relasa di dalam kelompok.
Kemudian, menurut Berg dan Landerth (dalam Romlah, 2001:39), mengemukakan bahwa individu-indivudu anggota sebuah kelompok yang kohesif memiliki karakteristik, antara lain:
-          Lebih produktif
-          Tidak mudah terpengaruh hal-hal negatif yang berasal dari luar
-          Lebih terbuka pengaruh-pengaruh kepada anggota lain
-          Mampu mengungkapkan hal yang bersifat pribadi
-          Mampu mengekspresikan perasaan negatif dan mengikuti norma-norma kelompok.
Sehingga, dari pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri kohesivitas kelompok antara lain:
a.       Setiap anggota memiliki komitmen yang tinggi terhadap kelompoknya.
b.      Dalam kelompok yang memiliki kohesivitas, mereka cenderung saling berinteraksi satu sama lain dan dilakukan terus-menerus, interaksi tidak pernah terputus.
c.       Setiap anggota memiliki perasaan saling keterikatan dan ketertarikan.
d.    Karena memiliki ikatan yang kuat, maka setiap anggota kelompok cenderung lebih terbuka kepada anggota lain sehingga dalam proses mencapai tujuan bersama kelompok dapat berjalan lebih baik.



REFERENSI 

Herlianto, Purwo. 2013. Hubungan Antara Kohesivitas Kelompok dengan Dinamika Kelompok dalam Proses Bimbingan Kelompok Pada Siswa SMP Negeri 13 Semarang. UNNES: http://lib.unnes.ac.id/17326/1/1301408057.pdf

Get notifications from this blog