Didiet X-Fuera: Desember 2014
Group Cohesion (Kohesivitas Kelompok)

Group Cohesion (Kohesivitas Kelompok)


GROUP COHESION (Kohesi Kelompok)
Group cohesion atau kohesi kelompok dapat diartikan sebagai kekuatan bagaimana anggota dalam kelompok saling berusaha dan mendorong agar anggota kelompoknya tetap tinggal di dalam kelompoknya dan mencegahnya keluar dari kelompok dengan cara membentuk sebuah ikatan yang solid, ikatan emosional yang akrab.
A.   Definisi Kohesi Kelompok Menurut Para Ahli
   Kohesi kelompok atau group cohesion menurut Collins dan Raven (Jalaludin, 2005:164) mendefinisikan kohesi kelompok sebagai kekuatan yang mendorong anggota kelompok untuk tetap tinggal dalam kelompok, mencegahnya meninggalkan kelompok.
      Menurut Walgito (2007:46), kohesi kelompok adalah bagaimana para anggota kelompok saling mencintai dan menyukai satu dengan yang lainnya.
     Hampir senada dengan pengertian sebelumnya, Taylor dkk (2009:381) mengemukakan bahwa kohesi kelompok adalah daya, baik positif atau negatif, yang menyebabkan anggota tetap bertahan dalam kelompok.
      Sedangkan kohesivitas menurut Festinger (dalam Robert A. Baron & Donny Byrne, 2005:179) adalah semua kekuatan (faktor-faktor) yang menyebabkan anggota bertahan dalam kelompok dan keinginan untuk menjaga atau meningkatkan status dengan menjadi anggota dari kelompok yang “tepat”/
B.   Faktor yang Memengaruhi Kohesivitas Kelompok
       Kohesivitas sebuah kelompok sangat menentukan solid tidaknya sebuah kelompok. Banyak yang memengaruhi kohesivitas sebuah kelompok, salah satunya adalah keterikatan antar anggota sehingga apabila kohesivitas sebuah kelompok makin besar, maka anggota kelompok akan lebih patuh atau tunduk terhadap norma kelompok yang telah dibentuk. Sebaliknya, jika semakin kecil tingkat kohesivitas sebuah kelompok, maka semakin tidak adanya keterikatan dalam kelompok. Sehingga dapat dipastikan kelompok tersebut akan terpecah, bahkan dapat muncul kelompok dalam kelompok.
       Berikut ini adalah faktor yang memengaruhi kohesivitas sebuah kelompok menurut beberapa ahli.
      Menurut Festinger, Schacter, dan Back (dalam Sarlito dan Eko, 2009:178-179) menjelaskan bahwa kohesivitas dipengaruhi oleh kemenarikan kelompok dan anggotanya serta sejauh mana kebutuhan atau tujuan individu.
       Baron dan Byrne (2005:180) kemudian menjelaskan bahwa yang memengaruhi kohesivitas kelompok antara lain:
a.   Status dalam kelompok, (Cota dkk, 1995), kohesivitas sering kali lebih tinggi pada diri anggota dengan status dari pada yang rendah.
b.   Jika usaha yang dibutuhkan untuk masuk ke dalam kelompok makin besar, maka semakin tinggi pula kohesivitas.
c.       Keberadaan ancaman eksternal atau komitmen anggota pada kelompok
d.      Ukuran, kelompok kecil cenderung lebih kohesif daripada yang besar.
Sedangkan menurut Cartwright dan Zander (dalam Sugiyarta, 2009:40) menyebutkan bahwa faktor kohesi kelompok dipengaruhi oleh:
a.       Potensi kelompok yang memberi pengaruh terhadap individu.
b.      Motif yang mendasari kenaggotaan dalam kelompok.
c.       Harapan terhadap kelompok.
d.      Penilaian individu terhadap hasil yang diperoleh.
Dari beberapa pendapat mengenai faktor yang memengaruhi kohesivitas, maka dapat disimpulkan bahwa kohesivitas kelompok dipengaruhi oleh:
a.  Tujuan sebuah kelompok. Menurut saya, seseorang akan cenderung kohesif terhadap kelompoknya jika tujuan kelompok dan individu sama. Karena individu tersebut tidak dapat mencapai tujuannya seorang diri, maka individu tersebut masuk ke dalam kelompok yang memiliki tujuan yang sama dengan dirinya.
b.    Ukuran sebuah kelompok. Kelompok minimal memiliki dua orang anggota, maksimal delapan orang, dan kelompok yang ideal memiliki anggota sebanyak lima orang. Semakin banyak anggota dalam suatu kelompok, maka kohesivitas kelompok tersebut relatif rendah. Begitupun sebaliknya.
c.      Komitmen anggota terhadap kelompoknya. Jika anggota kelompok memiliki komitmen tinggi terhadap kelompoknya, maka loyalitasnya terhadap kelompok tidak akan goyah meskipun kelompok memiliki masalah, baik internal maupun eksternal.
C.   Ciri-ciri Kohesivitas Kelompok
       Berikut adalah beberapa ciri-ciri kohesivitas kelompok menurut para ahli.
       Faturochman (2006:95) mengatakan bahwa sebuah kelompok dapat dikatakan kohesif jika:
·         Setiap anggotanya memiliki komitmen tinggi kepada kelompoknya.
·         Terjadi interaksi di dalam kelompok dalam bentuk kerja sama, bukan persaingan.
·       Kelompok mempunyai tujuan-tujuan yang terkait satu dengan yang lainnya dan sesuai dengan perkembangan waktu, tujuan yang dirumuskan meningkat.
·    Ada keterikatan antar anggota sehingga relasi yang terbentuk dapat memperkuat hubungan relasa di dalam kelompok.
Kemudian, menurut Berg dan Landerth (dalam Romlah, 2001:39), mengemukakan bahwa individu-indivudu anggota sebuah kelompok yang kohesif memiliki karakteristik, antara lain:
-          Lebih produktif
-          Tidak mudah terpengaruh hal-hal negatif yang berasal dari luar
-          Lebih terbuka pengaruh-pengaruh kepada anggota lain
-          Mampu mengungkapkan hal yang bersifat pribadi
-          Mampu mengekspresikan perasaan negatif dan mengikuti norma-norma kelompok.
Sehingga, dari pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri kohesivitas kelompok antara lain:
a.       Setiap anggota memiliki komitmen yang tinggi terhadap kelompoknya.
b.      Dalam kelompok yang memiliki kohesivitas, mereka cenderung saling berinteraksi satu sama lain dan dilakukan terus-menerus, interaksi tidak pernah terputus.
c.       Setiap anggota memiliki perasaan saling keterikatan dan ketertarikan.
d.    Karena memiliki ikatan yang kuat, maka setiap anggota kelompok cenderung lebih terbuka kepada anggota lain sehingga dalam proses mencapai tujuan bersama kelompok dapat berjalan lebih baik.



REFERENSI 

Herlianto, Purwo. 2013. Hubungan Antara Kohesivitas Kelompok dengan Dinamika Kelompok dalam Proses Bimbingan Kelompok Pada Siswa SMP Negeri 13 Semarang. UNNES: http://lib.unnes.ac.id/17326/1/1301408057.pdf
Deindividuation dan Groupthink

Deindividuation dan Groupthink


DEINDIVIDUATION: GETTING LOST IN THE CROWD
Deindividuation adalah perasaan diri yang menjadi anonymity (anonimitas) yaitu berkurangnya rasa mengetahui diri kita sendiri sebagai individu ketika berada dalam suatu kelompok atau grup; mengarah kepada perasaan yang merasa dirinya kehilangan kehendak pada perilakunya dan meningkatkan perilaku impulsif (mengabaikan kata hati) dan melakukan tindakan menyimpang, seperti menjadi lebih agresif. Deindividuation secara singkat dapat artikan sebagai kehilangan identitas diri dalam sebuah kelompok.
Festinger pada tahun 1952 telah melakukan penelitian tentang fenomena deindividuation. Festinger mengatakan bahwa deindividuation adalah suatu perilaku yang timbul akibat perilaku anggota kelompok yang tidak sesuai dengan norma-norma yang ada dalam kelompok tersebut. Hampr senada dengan Festinger, menurut Tracey Lloyd dalam situs suite.io ia mengatakan bahwa proses deindividuation dapat menyebabkan perilaku individu menjadi anti-normative
Deindividuation sebenarnya dapat membuat orang menjadi tidak patuh terhadap norma-norma yang ada dalam kelompoknya.

GROUPTHINK
Isitilah ini pertama kali digunakan oleh Irving  L. Janis pada 1972. Ggroupthink menurut Irving adalah suatu model berpikir  dalam kelompok yang kohesif. Pada situs yasir.staff.unri.ac.id, Mulyana (1999) mengatakan bahwa groupthink dapat didefinisikan sebagai suatu situasi dalam proses pengambilan keputusan yang menunjukkan timbulnya kemerosotan efisiensi mental, pengujian realitas, dan penilaian moral  yang disebabkan oleh tekanan-tekanan kelompok.
Berikut adalah ciri-ciri sebuah kelompok yang ‘terkena’ groupthink menurut Janis.
a.  Ilusi kekebalan, yang merupakan optimisme yang berlebihan bahwa kelompok tidak akan terkalahkan. Hal ini ada benarnya, namun menurut saya kelompok tidak akan terkalahkan jika memiliki tingkat kohesivitas yang tinggi.
b.   Rasionalisasi kolektif atas tindakan yang diputuskan dengan hal-hal yang salah seakan-akan masuk akal.
c.         Keyakinan akan superioritas moral kelompok.
d.        Strereotip terhadap kelompok luar sebagai jahat, lemah, bodoh, dan lain-lain.
e.         Tekanan-tekanan langsung pada anggota-anggota kelompok yang berbeda pendapat.
f.   Sensor diri terhadap penyimpangan dari konsensus kelompok dan berusaha meminimumkan keraguan mereka.
g.        Ilusi bahwa semua anggota bersepakat dan bersuara bulat.
h.    Munculnya pembela-pembela keputusan (mindguards) atas inisiatif sendiri untuk melindungki kelompok dan pemimpin kelompok dari pendapat yang merugikan serta informasi yang tidak diinginkan.


REFERENSI
Aditya, Khrisnaresa. 2010. Luluhnya Identitas Diri dalam Kelompok. Diakses pada 12 Desember 2014 di http://ruangpsikologi.com/sosial/saat-identitas-diri-tenggelam-dalam-kelompok/
Firman, Abdul Ashaf. Mengkritisi  Hipotesis “groupthink“ dalam Konteks Formulasi Kebijakan di Indonesia. Diakses pada 12 Desember 2014 di http://fisip.unila.ac.id/jurnal/files/journals/3/articles/40/submission/review/40-119-1-RV.doc

Lloyd, Tracey. 2009. The Process of Deindividuation. Diakses pada 12 Desember 2014 di https://suite.io/tracey-lloyd/2qkt2j4
Cara Membuat Blog Terbaru 2019

Cara Membuat Blog Terbaru 2019


Assalamualaikum. Konbawa minna. Yosh, kali ini saya akan share tentang bagaimana cara membuat blog untuk newbie. Maaf kalau gambarnya tidak sesuai dengan isi artikelnya, hehehe

Kali ini saya buat tutornya karena di blog ini belum ada artikelnya dan kebetulan ada teman saya yang ingin membuat blog.

Bagaimana membuat blog sederhana untuk newbie? Berikut langkah-langkahnya.
1. Pastikan Anda punya Akun Google, jika belum silakan mendaftar, klik disini.

2. Buka blogger.com, masukkan email dan password dari akun Google Anda.

3. Nah, disini akan ada 2 pilihan apabila akun Google Anda baru dibuat. Sebenarnya terserah Anda pilih yang menggunakan profil Google+ atau profil Blogger Terbatas. Kalau saya merekomendasikan untuk menggunakan profil Google+, tapi jika tidak ingin ribet pilih saja profil Blogger Terbatas. Buatlah akun Google+ -nya, isi formulir yang tertera.

4. Jika sudah, tampilan berikutnya adalah seperti ini. Kemudian, pilih "Lanjutkan ke Blogger"

5. Kemudian, Anda akan dibawa ke laman seperti gambar berikut. Lalu klik "Blog Baru".

6. Kemudian muncul kotak isian seperti di bawah ini. Isi judul dan alamat blog yang diinginkan.Untuk alamat blog, silakan cari nama yang sesuai dengan selera. Jika tersedia, akan ada tanda check list di sampingnya. Kemudian pilih tema yang ada, lalu klik "buat blog".

7. Dan blog Anda pun telah jadi. Tinggal bagaimana Anda mendesainnya dan membuat artikel untuk blog baru Anda. Nah, untuk buat artikel, klik tombol orange dengan gambar pensil.

8. Step terakhir, berikut ini adalah screenshot laman untuk membuat postingan. Di atas ada Judul artikel, dibawahnya ada tools untuk edit font, tambah gambar, tambah video, dll. Di bawahnya lagi adalah konten artikel. Di situlah Anda dapat menuliskan isi artikel yang Anda buat. Jika telah selesai, maka klik "Publikasikan" untuk memublikasikan artikel yang telah dibuat.

Yosh, itulah tadi cara membuat blog terbaru 2014.
Jangan LUPA Like FansPage-nya dan Share artikelnya :)
Jika ada yang kurang jelas, silakan sampaikan di kolom komentar atau di fanspage kami.
Arigatou Gozaimasu.