Didiet X-Fuera: Oktober 2014
Teori Identitas Sosial

Teori Identitas Sosial


Pengertian Identitas Sosial

Identitas sosial adalah perasaan yang dirasakan seseorang dari mereka dari kelompok mereka. Henri Tajfel merupakan tokoh yang memberi konstribusi besar terhadap teori Identitas Sosial. Tajfel (1979) menngatakan bahwa kelompok (seperti keluarga, kelas sosial, tim sepak bola, dll) yang dimiliki oleh seseorang merupakan sumber dari rasa bangga dan harga diri. Kelompok memberi kita identitas sosial: rasa memiliki dunia.

Dalam Walgito, William James mengartikan identitas sosial sebagai diri yang berada dalam interaksi sosial, dimana diri merupakan segala sesuatu yang orang lain dapat katakan tentang dirinya, bukan hanya membicarakan tentang tubuh atau fisik saja, melainkan tentang anak ataupun istrinya, nenek moyangnya, dan lain-lain.

Tajfel dan Turner (1979) juga menjelaskan bahwa ada tiga proses mental yang terdapat saat menguji orang lain. Ini berlangsung dalam urutan tertentu.



Kategori sosial merupakan sistem yang membantu ke arah menciptakan dan menggambarkan individu dalam suatu masyarakat.

Identifikasi sosial digunakan untuk proses katategorisasi. Dengan identifikasi, individu akan tahu bagaimana posisinya dalam suatu komunitas.

Perbandingan sosial merupakan komponen identitas sosial yang dikategorikan sebagai bagian dari kelompok dan telah mengidentifikasi dengan kelompok. Kemudian kita cenderung membandingkan kelompok kita dengan kelompok lain.

Contoh Kasus dan Analisisnya
Berikut merupakan contoh kasus tentang identitas sosial.
Faradillah adalah seorang perempuan yang menjadi lulusan di bidang jurnalistik. Kemudian, dia melamar pekerjaan namun dia diterima di sebuah perusahaan majalah fasion menjadi seorang asisten pemilik perusahaan tersebut, bukan sebagai jurnalis berita. Faradillah yang notabene merupakan seorang jurnalis tidak mengetahui banya mengenai fasion, dia hanya mengetahui fasion dari pakaian yang dipakainya setiap hari. Namun, di saat Faradillah masuk bekerja di lingkungan barunya, dia mendapat banyak tekanan dari rekan kerja barunya. Dia dikatakan “out up to date” karena fasion yang dipakainya. 

Hampir 6 bulan lamanya Faradillah bekerja di perusahaan tersebut. Namun, dia belum bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan barunya. Dia merasa tidak cocok, hingga pada akhirnya dia hampir dipecat karena selama 7 bulan, belum ada perubahan dari Faradillah. Akhirnya, Faradillah memutuskan untuk merubah penampilannya. Dia menjelma menjadi gadis yang glamor, trendi, dan modis walau sebenarnya dia kurang nyaman dengan penampilannya sekarang. Seiring berjalannya waktu, Faradillah mulai menikmati kehidupannya di dunia fasion dan pakaiannya kini terasa nyaman dan cocok untuknya.



Berdasarkan contoh kasus di atas, bahwa setiap individu ingin agar mendapat penghargaan yang tinggi dari orang-orang sekitarnya (self esteem). Ini terlihat dari usaha Faradillah untuk menyesuaikan gayanya sebagai perempuan yang layaknya berkerja di dunia fasion yang sangat identik dengan sesuatu yang up to date. Pada awalnya dia masih kurang nyaman dengan apa yang dikenakannya. Namun, seiring berjalannya waktu, dia bisa menyesuaikan dirinya dengan fasionnya sekarang.


Kelompok dan anggota dari kelompok berasosiasi terhadap nilai positif dan negatif. Oleh karena itu, identitas sosial mungkin positif atau negatif tergantung pada konsensus sosial atau evaluasi kelompok. Pada kasus Faradillah, dia dinilai negatif dari segi pakaiannya karena tidak dapat mengikuti trend atau fasion kini. Di dalam kasus ini terjadi diskriminasi dari rekan-rekan Faradillah. Orang-orang yang menilai negatif Faradillah yang tergolong orang-orang yang up to date berasumsi bahwa apa yang dikenakan Faradillah tidak layak berada di lingkungan atau kelompok sosial mereka.


DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2013. Identitas Sosial. Diakses pada 19 Maret 2014, dari http://psychologynews.info/psikologi-sosial/identitas-sosial.
Eman Mankom. 2013. Teori Identitas Sosial. Diakses pada 19 Maret 2014, dari http://www.scribd.com/doc/169157307/TEORI-IDENTITAS-SOSIAL.
Saul McLeod. 2008. Social Identity Theory. Diakses pada 19 Maret 2014, dari http://www.simplypsychology.org/social-identity-theory.html.