Didiet X-Fuera: September 2014
Teori FIRO (Fundamental Interpersonal Relation-Orientation)

Teori FIRO (Fundamental Interpersonal Relation-Orientation)


Ψ    Pencipta dan Sejarah Teori Fundamental Interpersonal Relations Orientation
    Fundamental Interpersonal Relations Orientation (FIRO) Theory ditemukan oleh William C. Schultz. Teori ini ditemukan pada tahun 1960 untuk menggambarkan hal dasar mengenai perilaku komunikasi di suatu kelompok kecil. Teori ini menjelaskan bagaimana seseorang memasuki kelompok karena adanya tiga kebutuhan interpersonal, yaitu: inclusion, control, dan affection.
     Awal dari teori ini yaitu minat Schultz terhadap pembentukan kelompok-kelompok kerja yang efektif. Pengamatan yang dilakukan Schultz sangat dipengaruhi oleh karya-karya Bion (1949) dan Redl (1942) sehingga tidak mengherankan teori yang diungkapkan oleh Schutz sangat berbau psikoanalisis.

Ψ    Asumsi Dasar dan Uraian Teori
      Ide pokok dari FIRO Theory adalah bahwa setiap orang mengorientasikan dirinya kepada orang lain dengan cara tertentu dan cara ini merupakan faktor utama yang mempengaruhi perilakunya dalam hubungan dengan orang lain dalam sebuh kelompok. Asumsi dasar dari teori ini adalah suatu individu terdorong untuk memasuki suatu kelompok karena didasari oleh beberapa hal, yaitu :

1.       Inclusion, yaitu keinginan seseorang untuk masuk dalam suatu kelompok. Dalam posisi ini, seseorang cenderung berpikir bagaimana cara mereka berinteraksi dalam lingkungan kelompok yang baru ini, seperti sikap apa yang akan saya ambil jika saya memasuki kelompok ini. Dalam situasi ini, akan ada dua kemungkinan yang akan dilakukan, yaitu bereaksi berlebihan (over-react) seperti mendominasi pembicaraan, dan bereaksi kekurangan (under-react) seperti lebih sering mendengarkan atau hanya ingin membagi sebagian kisah hidup kepada orang-orang yang dipercayai saja.

2.       Control, yaitu suatu sikap seseorang untuk mengendalikan atau mengatur orang lain dalam suatu tatanan hierarkis. Dalam posisi ini pembagian kerja seperti sangat dibutuhkan untuk menghasilkan sesuatu yang produktif. Situasi ini dapat menciptakan beberapa sikap, yaitu otokrat (sikap individu yang memiliki kecenderungan lebih kuat atau mendominasi dari pada anggota kelompok lainnya), dan abdikrat (sikap individu yang menyerah dan cenderung mengikuti apa yang dikatakan oleh individu yang mendominasi).

3.       Affection, yaitu suatu keadaan dimana seseorang ingin memperoleh keakraban emosional dari anggota kelompok yang lain. Dalam situasi ini, seseorang membutuhkan kasih sayang sebagai suatu pendukung dalam menyelesaikan pekerjaannya. Sikap seperti ini akan menciptakan overpersonal (suatu keadaan dalam diri individu dimana tidak dapat mengerjakan pekerjaan karena tidak adanya ikatan kasih sayang), dan underpersonal (suatu keadaan dalam diri individu dimana tidak adanya kasih sayang yang diberikan anggota lain tidak berpengaruh terhadap pekerjaannya).

Ψ    Penerapan Teori FIRO dalam Kehidupan Sehari-hari
       Pada dasarnya setiap kita memulai hidup dalam suatu lingkungan tatanan  tertentu kita pasti akan berkeinginan untuk bisa berhubungan interpersonal dengan orang lain. Hal itu tidak lain karena memang kita ini adalah makhul sosial, yang pastinya selalu membutuhkan orang lain dalam hidup. Hal itu guna tak lain juga kebutuhan antarpribadi kita terpenuhi yaitu kebutuhan untuk berasosiasi, kebutuhan mengontrol perilaku kita, kebutuhan untuk akrab atau hasrat mempunyai teman.
     Contoh aplikasi dalam kasus. Ketika ada murid baru masuk ke kelas kita, ketika kita masih di sekolah menengah, misalnya, dia sebagai anak baru tentu merasa atau setidaknya berkeinginan mempunyai teman, ingin diakui oleh teman-teman, dan juga ingin dihargai oleh mereka yang sudah lebih dahulu ada di kelas. Kebutuhan-kebutuhan untuk semua itu merupakan aspek pokok yang pertama kali dirasakan oleh anak baru tadi. Selanjutnya, setelah itu semua terpenuhi, maka segala kemungkinan terjadinya proses komunikasi bisa berlangsung, bergantung kepada keinginan dari anak tadi atau malahan adanya keinginan dari salah seorang murid di kelas itu untuk mengajaknya bergabung dalam bidang tertentu.

Referensi
http://www.scribd.com/doc/15998784/Tekom-2Komunikasi-Kelompok